spoon

James Blog

KERINDUAN HIDUP BERSAMA TUHAN

0

Category :

2 Raja-raja 4: 9-10 Berkatalah perempuan itu kepada suaminya: "Sesungguhnya aku sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah yang kudus. Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding batu, dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah kandil, maka apabila ia datang kepada kita, ia boleh masuk ke sana."

Allah memutuskan untuk tinggal dalam setiap hati kita, dan di sanalah Dia ingin terus menjalin suatu hubungan terdalam dengan kita. Perempuan Sunem itu mengerti akan kehadiran Allah dalam rumah (kehidupan)nya, karena itu dia menyiapkan hal-hal yang penting sehingga kehadiran itu membuat hadirat-Nya tinggal menetap. Perempuan selalu menjadi gambaran Gereja Tuhan, dengan siapa Allah rindu untuk selalu menjalin keintiman. Apa yang diperbuat oleh perempuan itu untuk menyambut kehadiran Allah dalam hidupnya?

Kamar atas
Dikatakan kamar itu kecil saja, tetapi terletak di atas dan berdinding batu, Tempat terbaik bagi Roh Kudus untuk tinggal dalam kehidupan manusia tentu saat kita memberikan kamar hati kita kepada-Nya. Perempuan itu mengerti bahwa seharusnya ada suatu tempat khusus bagi Tuhan berhadirat. Amsal 4: 23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Tuhan meminta untuk kita mengerti bahwa menjaga kamar hati merupakan tanggung jawab masing-masing kita. Posisi kamar yang ditempatkan di atas merupakan suatu penghormatan yang diberikannya kepada Allah. Dari atas Allah dapat melihat kepada semua kegiatan yang berlangsung dalam rumah kehidupan kita. Dindingnya yang dari batu menggambarkan bahwa tempat itu merupakan tempat khusus di mana bukan sembarang oknum dapat masuk ke sana. Apakah di hari-hari ini kita waspada memperhatikan hal-hal apa saja yang kita izinkan masuk dan tinggal dalam hati kita? Hal-hal yang ilahi atau hal-hal yang dari dunia ini? Mari bersihkan hati kita sehingga Roh Kudus betah tinggal di sana.

Tempat Tidur
Tempat yang paling nyaman, tempat kita menjadi diri sendiri, tempat kita melepaskan semua usaha manusia kita, tempat di mana kita memejamkan mata dan mempercayakan segala sesuatunya kepada Allah. Apakah tempat seperti itu ada dalam hati kita? Kita dapat berinteraksi dengan Dia di dalam hati kita tanpa berusaha menjadi pribadi yang berbeda. Kita hanya perlu menjadi diri kita sendiri dan kita tahu bahwa Allah menerima kita apa adanya. Tempat tidur juga selalu berbicara tentang keintiman. Situasi di mana Allah boleh menikmati semua yang tersimpan dalam hati kita. Semua yang ditutup dengan rapi di hadapan orang lain, menjadi terbuka saat kita menyediakan tempat itu bagi Dia. Cita-cita kita, impian, kerinduan, kenangan, saat-saat indah yang tersimpan rapi, semuanya boleh menjadi milik Tuhan&.Apakah tersedia tempat-tempat dan waktu-waktu sedemikian hanya bagi Dia?

Meja
Pekerjaan yang baik dapat dihasilkan saat disediakan sebuah meja yang lebar untuk kita menghasilkan karya. Semakin lebar daun mejanya, semakin banyak pekerjaan yang dapat ditampung dan semakin baik karya yang dapat dihasilkan. Seberapa lebar meja yang tersedia bagi pekerjaan Tuhan dinyatakan dalam hidup kita? Apa saja yang ada di meja itu? Apakah proyek-proyek kesukaan kita saja? Apakah proyek-proyek Tuhan menjadi tumpukan yang berdebu karena tak pernah kita sentuh? Adakah pekerjaan-pekerjaan yang mengalami kemajuan terlihat di atas meja itu, ataukah semua sekedar tersusun rapi, terlihat sama dari tahun ke tahun? Banyak pekerjaan-Nya yang rindu Dia nyatakan dalam hidup kita, apakah ada meja kehidupan itu tersedia dalam hati ini&

Kursi
Sebuah perabot yang sering kali menggambarkan otoritas yang berlaku dalam satu tempat. Dalam hati kita juga ada sebuah tahta, tetapi siapa yang duduk di sana merupakan pertanyaan yang harus kita tentukan hari ini! Tahta berbicara tentang pengambilan keputusan-keputusan penting dalam hidup kita. Siapa yang kita minta untuk mengambil keputusan-keputusan itu? Akankah kita izinkan Tuhan mengambil keputusan itu bagi kita, atau kita sendiri yang memutuskan apa yang ingin kita lakukan dan baru kemudian kita minta Tuhan untuk menyetujui, memberkati, dan menjadikannya? Siapa yang bertahta di hati kita? Siapa yang memegang otoritas? Apakah Dia memiliki otoritas atas seluruh kehidupan ini kita? Efesus 5: 22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, 5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya Dia yang telah menebus kita, membayar kita lunas, menguduskan kita, membuat kita tak bercacat cela, akan kita menyerahkan otoritas atas seluruh kehidupan kita bagi Dia?

Kandil
Anugerah-Nya yang besar membuat kita bercahaya bagaikan bintang-bintang di langit.
Kejadian 15: 5 Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
Filipi 2 2:15 supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,

Kita terus diperlengkapi dengan karunia-karunia yang membuat kita efektif dalam setiap pekerjaan-Nya. Kebergantungan kita terhadap Allah akan membuat karunia-karunia kita terus dipertajam tanpa membuat kita congkak di hadapan-Nya. Setiap penyembah mengerti bahwa di luar Dia, kita tak dapat berbuat apa-apa. Yang membuat karuniaNya terus dinyatakan dengan penuh kuasa hanyalah saat kita terus mau tinggal dalam hadirat-Nya, membalas kasih-Nya dengan melekat kepada-Nya.

Penyembahan yang membawa kita masuk lebih lagi dalam keintiman dengan Dia, merupakan sikap hidup yang tergambar dari cara perempuan itu menata kamar atas di rumahnya bagi hadirat Allah. Suatu tempat istimewa, suatu tempat yang ditata sedemikian rupa, sehingga saat Allah hadir, Dia tinggal menetap di sana.

2 Raja-raja 4: 11 Pada suatu hari datanglah ia ke sana, lalu masuklah ia ke kamar atas itu dan tidur di situ.

0 comments: