spoon

James Blog

"KUNCI-KUNCI UNTUK MENGALAMI PEMULIHAN DAN KELIMPAHAN"

Comments (0) | Jumat, 05 Maret 2010


Yoel 2:23-27 “Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya kepadamu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu.

Tempat-tempat pengirikan menjadi penuh dengan gandum, dan tempat pemerasan kelimpahan anggur dan minyak.

Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip, tentara-Ku yang besar yang Kukirim ke antara kamu.

Maka kamu akan makan banyak-banyak dan menjadi kenyang, dan kamu akan memuji-muji nama TUHAN, Allahmu, yang telah memperlakukan kamu dengan ajaib; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya.

Kamu akan mengetahui bahwa Aku ini ada di antara orang Israel, dan bahwa Aku ini, TUHAN, adalah Allahmu dan tidak ada yang lain; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya.”

Tuhan berkata, “Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena Allahmu!” inilah gambaran dari apa yang Tuhan katakan tentang tahun 2010.

Yohanes 10:10 “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; tetapi Aku datang, supaya mereka (Saudara dan saya) mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”

Dan Tuhan katakan, “Tahun 2010 adalah Tahun Pemulihan dan Tahun Kelimpahan!”
Yoel 2:23–27 ini merupakan gambaran dari “Tahun Pemulihan dan Tahun Kelimpahan”. Apakah Saudara mau mengalaminya?

Meskipun ini baru masuk bulan yang kedua di tahun 2010, saya sudah mendengar kesaksian-kesaksian dimana sudah banyak yang mengalami apa yang disebut dengan pemulihan dan kelimpahan. Dan kalau Saudara sungguh-sungguh mendengarkan perintah Tuhan, maka Saudara semua pasti akan mengalaminya.

Ketika dikatakan bahwa tahun 2010 adalah Tahun Pemulihan dan Tahun Kelimpahan, banyak yang mengira bahwa sebagai orang Kristen, ia pasti akan mengalami pemulihan dan kelimpahan tanpa melakukan apa-apa. Itu tidak demikian!

I. KETAATAN KUNCI MENGALAMI KELIMPAHAN

Ketika Musa membawa umat Israel keluar dari Mesir untuk masuk Tanah Perjanjian, maka Musa berkata kepada mereka, “... Kalau kamu berpegang sungguh-sungguh kepada perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, ... (perlu kita ketahui bahwa perintah yang disampaikan Musa itu adalah perintah Tuhan), maka akan ada 2 hal yang akan terjadi ...”, yaitu :

1. Mendapat kekuatan untuk memasuki dan menduduki negeri yang Tuhan janjikan
Hari ini Tuhan berjanji tentang pemulihan dan kelimpahan. Saudara akan kuat untuk mengalami pemulihan dan kelimpahan, artinya Saudara diberikan kuasa untuk menikmati!

Saudara perlu mendapatkan kuasa untuk menikmati itu, sebab kadang-kadang ada orang yang mempunyai banyak uang, tetapi sayangnya ia sakit-sakitan terus atau selalu terjadi pertengkaran dalam keluarganya. Bukan itulah yang Tuhan maksudkan! Yang Tuhan maksudkan adalah kuasa untuk menikmati dalam segala hal dan inilah yang Tuhan janjikan. Amin!!

2. Panjang Umur
Janji Tuhan yang kedua adalah Saudara akan diberikan panjang umur. Hari-hari ini Saudara harus mendengar perintah Tuhan tentang panjang umur. Tuhan berkata bahwa roh, jiwa dan tubuh kita harus sehat dan untuk itu Saudaralah yang harus menjaganya dengan baik.

Setiap bulan, saya dengan tidak bosan-bosannya berkata kepada para pengerja supaya mereka yang terlalu gemuk menurunkan berat badannya serta banyak berolah-raga.

Mungkin ada yang mengira bahwa ini hanya ‘main-main’ saja, tetapi sesungguhnya ini adalah visi-nya Tuhan. Dan menurut penyelidikan, kalau roh, jiwa dan tubuhnya sehat maka seseorang bisa hidup sampai 120 tahun. Dan itu sesuai dengan Firman Tuhan dalam Kejadian 6:3

Mazmur 90:10 “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.”

Ini adalah perkataan Musa sendiri, namun demikian ia sendiri mati pada umur 120 tahun, dimana matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang!

Dan ini adalah pesan buat kita dalam menyambut kedatangan Tuhan. Tuhan mau supaya kita panjang umur, namun “panjang umur” disini pun harus jelas. Sebab ada ayat yang berkata seperti ini, “... umur panjang di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan ...” (Amsal 3:16).

Kalau kita mempunyai kekayaan namun tidak dihormati, itu pun sia-sia. Jadi, umur panjang harus disertai dengan kekayaan dan kehormatan. Ini adalah firman Tuhan!

Jangan seperti ini,
Jangan seperti ini,

•“Saya sudah berumur 80 tahun, tetapi selama 40 tahun saya di ranjang terus!”

• “Saya sudah berumur 80 tahun tetapi selama 70 tahun saya sengsara terus!”

Bukan seperti itu umur panjang yang dimaksud Tuhan. Yang dimaksud Tuhan adalah, “... umur panjang di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan ...” dan biasanya firman Tuhan inilah dinyanyikan pada hari ulang tahun seseorang.

Mengapa Tuhan mau supaya roh, jiwa dan tubuh kita sehat?

Tuhan Yesus berkata, “... Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang”. (Matius 24:46)

• Pensiun itu bukan tugas,

• sakit juga bukan tugas,

karena orang yang sedang sakit pasti tidak bisa bertugas. Tetapi orang yang tetap aktif, tidak perduli berapapun umurnya; apakah 70 tahun atau 80 tahun, namun tetap melayani Tuhan dengan sukacita, itulah yang Tuhan kehendaki!

Seperti Musa berkata kepada orang Israel, “Hari ini Tuhan berkata kepada kita, engkau harus berpegang teguh kepada perintah yang kusampaikan hari-hari ini kepadamu!” Pegang, lakukan dan taat kepada perintah Tuhan, meskipun tidak masuk akal! Itulah pesan Tuhan.
Kemudian Musa meneruskan perkataan-Nya, “Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan perintah yang Ku-sampaikan kepadamu hari ini, kamu akan menerima berkat itu. Sebab negeri yang Aku janjikan itu tidak sama dengan Mesir yang kamu tinggalkan. Kalau dulu di Mesir setelah kamu menabur benih, kamu harus mengairi dengan jerih payah, dengan susah payah, dengan keringat yang bercucuran, seperti orang yang mengusahakan kebun sayur” (Ulangan 11:10).

Oang yang menanam sayur, itu susahnya luar biasa. Saya pernah melihatnya dan bagi saya itu sengsaranya luar biasa. Mengapa? Karena setelah benih ditabur, harus disiram berkali-kali dari pagi sampai sore. Orang itu hanya istirahat sebentar, kemudian menyiram lagi ... duduk sebentar, lalu menyiram lagi. Memang ada hasilnya, dimana tanamannya itu tumbuh, tetapi untuk itu, “kepala jadi kaki dan kaki jadi kepala”. Bukan seperti itu negeri yang Tuhan janjikan kepada kita!

Ulangan 11:11-12 “Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit; suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun.” Apakah artinya?

Hujan awal itu untuk musim menanam sedangkan hujan akhir untuk musim menuai, dan semuanya itu disediakan Tuhan. Jadi bukan kita yang harus mati-matian mencari air, tetapi Tuhan sendiri yang menyediakannya. Itulah berkat Tuhan yang berlimpah! Dan inilah yang Tuhan janjikan ke depan ini! Haleluya!!!

Setelah itu Tuhan juga berkata, “Kalau kamu sungguh-sungguh berpegang teguh kepada perintah yang Aku sampaikan kepadamu pada hari ini, sehingga kamu disebut mengasihi Tuhan dan beribadah kepada Tuhan dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatan, maka Aku akan mencurahkan hujan bagi tanahmu pada waktunya, yaitu hujan awal dan hujan akhir, sehingga kamu dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu. Dan Aku akan menyediakan rumput bagi hewanmu sehingga kamu dapat makan dan menjadi kenyang” (Ulangan 11:13–15).
Menjadi kenyang disini bukan berarti menjadi ‘gemuk’.

Seorang hamba Tuhan yang bernama Dennis Kramer, berkata, “Kunci untuk memasuki tahun 2010 adalah ketaatan!” Taat itu artinya percaya dan melakukan. Mengapa bisa percaya dan melakukan? Karena hidupnya intim dengan Tuhan. Amin!!!

Pesan Tuhan untuk memasuki tahun 2010, yaitu : Ketaatan akan Firman Tuhan!

II. MOTIVASI MEMULIAKAN TUHAN KUNCI MENGALAMI PEMULIHAN

Roma 11:36 berkata, “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”

Sebab segala sesuatu ... ini termasuk kita ada seperti sekarang ini, ... adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Apa arti dari ayat ini?

Kita diciptakan oleh Tuhan, dari Dia, oleh Dia dan kepada Dia. Tujuan Tuhan menciptakan kita adalah untuk kemuliaanNya. Segala sesuatu yang kita lakukan, pastikan bahwa itu adalah untuk memuliakan Tuhan. Kalau Saudara lakukan itu maka Saudara akan berbahagia. Lihat saja! Pemulihan dan kelimpahan akan meliputi hidup kita.

Ada satu tokoh dalam Alkitab yang bernama Yabes. Yabes adalah keturunan Yehuda yang artinya ‘Pujian’. Tuhan Yesus dan Raja Daud juga keturunan Yehuda dari garis Yusuf. Nama Yabes justru berbicara tentang kesakitan, penderitaan dan kesengsaraan, pokoknya tentang semua yang tidak enak. Itulah keadaan dari Yabes. Tetapi Yabes tidak mau tinggal diam dalam kesengsaraan dan penderitaan atau hal-hal yang tidak mengenakkan tersebut. Apa yang dilakukannya?
Dia datang dan berseru kepada Tuhan seperti tertulis dalam 1 Taw 4:10 “Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: “Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!” Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.”

Ada 3 pokok doa Yabes, yaitu :

1. Kiranya Tuhan memberkatinya berlimpah-limpah
Siapa yang berdoa sama seperti ini?

2. Kiranya Tuhan memperluas daerahnya
Daerah apa yang diperluas? Daerah kekuasaan, daerah pelayanan, daerah bisnis, dsb. Apakah Saudara pernah berdoa demikian? Mungkin ini adalah doa Saudara setiap hari.

3. Kiranya tangan Tuhan menyertainya
Supaya dia terhindar dari malapetaka sehingga kesakitan tidak menimpanya.

Saya percaya bahwa 3 pokok doa ini adalah doa kita juga. Dan yang luar biasa, ketiga-tiganya dikabulkan Tuhan!

Apa rahasianya?

1 Taw 4:9 berkata, “Yabes lebih dimuliakan dari pada saudara-saudaranya ...” Mengapa Yabes lebih dimuliakan? Karena Yabes memuliakan Tuhan!

1 Sam 2:30b berkata, “Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah ...”Kalau kita memuliakan Tuhan, maka kita pasti dimuliakan! Dan doa kita dijawab oleh Tuhan!

Apa pun yang Saudara lakukan ..., apa pun yang Saudara kerjakan ..., perhatikan; apakah itu memuliakan Tuhan atau
tidak? Kalau memuliakan Tuhan, lakukanlah itu! Kalau tidak, jangan lakukan! Taat kepada firman Tuhan, artinya juga memuliakan Tuhan.

Kalau kita taat kepada firman Tuhan, karena kesukaan kita adalah firman Tuhan dan merenungkannya siang dan malam serta melakukannya, maka kita ibarat pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang berbuah pada musimnya. Daunnya tidak pernah layu dan apa saja ... apa saja ... yang diperbuatnya berhasil! Ini adalah firman Tuhan dalam Mazmur 1:1–3.

Pernahkah Saudara membayangkan, bahwa apa saja yang Saudara perbuat berhasil?

Jadi, pengertiannya adalah seperti ini, kalau Saudara taat dan melakukan firman Tuhan dan Saudara dituntun oleh Tuhan untuk melakukan sesuatu, tiba-tiba rasanya gagal, ... rasanya ... itu bukanlah kegagalan, tetapi proses. Selanjutnya, biarlah Saudara berjalan terus ..., kemudian tiba-tiba mungkin saja di sana sepertinya kembali gagal ... itu bukanlah kegagalan!, tetapi adalah satu proses. Dan biarlah Saudara terus berjalan lagi. Yang jelas, pada akhirnya, Saudara pasti berhasil! Amin!!!

Kalau Saudara melakukan apa saja dan semua rasanya mulus-mulus saja, itu berbahaya buat kita sebab kita akan menjadi sombong dan Tuhan sangat menentang orang-orang yang sombong!

Jadi semua itu adalah proses supaya kita selamat, tetapi yang jelas pada akhirnya pasti berhasil!

Apa yang menjadi kuncinya? Ketaatan! Artinya, percaya dan lakukan!

Amsal 3:9–10 ”Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.”

Ini adalah hari di mana kita akan bersama-sama mempersembahkan buah sulung untuk Tuhan. Buah sulung itu artinya, persembahan dari apa yang kita dapatkan dari awal tahun ini dan tadi dikatakan: “Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu.” Memang ini diterjemahkan sebagai persepuluhan, tetapi itu adalah minimumnya. Karena kadang-kadang ada orang yang menyerahkan 100%, 30%, 20%, dan seterusnya ..., yang penting Saudara memuliakan Tuhan dengan harta Saudara dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu. Dan Tuhan berjanji jika Saudara melakukan hal itu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi melimpah dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya. Amin!

III. KEINTIMAN MEMAMPUKAN KITA MENGHADAPI SITUASI DUNIA

Saya ingat sepanjang puasa 21 hari mulai dari 21 November–12 Desember 2009 yang lalu, saya banyak ke menara-menara doa dan di situ saya lebih banyak bersama dengan Tuhan untuk mendengarkan pesan Tuhan bagi kita di masa depan ini. Dan Tuhan sangat menekankan 2 hal pada waktu itu, yaitu :

* Tentang Keintiman dengan Tuhan,
Karena memang hari-hari ini temanya adalah “Aku datang segera!”

* Tentang Kerajaan Allah
Saya percaya kalau kita berbicara tentang 2 hal ini, itu pasti diurapi luar biasa oleh Tuhan.

1. KEINTIMAN DENGAN TUHAN

Keintiman itu sebetulnya bukan berbicara antara kita dengan Tuhan saja, tetapi lebih daripada itu, Saudara diminta untuk intim dengan Tuhan supaya mampu menghadapi keadaan dunia saat ini.

2 Tim 3:1–5:Keadaan Manusia Pada Akhir Zaman

“Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya
sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!”

Kalau kita amati situasi dunia pada masa ini, bukankah hal-hal tersebut di atas sudah terjadi? Kita mencatat berbagai fenomena yang sedang terjadi di sekeliling kita; persaingan yang luar biasa ketatnya, tekanan resesi, tuntutan kreatifitas dan innovasi yang terus menerus, krisis keuangan melanda seluruh dunia, sementara manusia semakin mementingkan dirinya sendiri dan itu memunculkan skandal-skandal keuangan dalam skala yang tidak masuk akal besarnya.

Kemudian di tengah-tengah situasi seperti itu, muncul suatu era baru dalam sejarah dunia ini. Kalau kita menoleh ke belakang, sejarah dunia ini berjalan dari satu era kepada era yang berikutnya.

* Era Agrikultural
* Era Industrialisasi
* Era Informasi, kita sekarang masih ada di sini ...,
* dan sekarang muncul satu fenomena yang menandai tibanya sebuah era baru; Era Spiritualitas.

Alvin Toffler, John Naisbitt, Patricia Aburdance adalah para futurist yang di masa lalu ‘meramalkan’ bahwa dunia akan memasuki era atau abad informasi, dan hal itu sekarang telah menjadi kenyataan.

Dan belum lama ini Patricia Aburdance menulis sebuah buku yang judulnya adalah "Megatrend 2010”.

Dalam buku tersebut dia menulis tentang sebuah era baru yang sedang melanda dunia ini; yaitu era spiritualitas.
Bukan rahasia lagi perusahan-perusahaan multinasional yang hi-tech mulai memelopori penerapan berbagai jenis meditasi seperti hypnotherapy, yoga dan sebagainya, dan pada gilirannya masuk kedalam praktek-praktek supra natural; seperti “menerawang” dan sebagainya. Praktek-praktek seperti itu, di mata mereka melebihi tehnologi informasi yang secanggih - canggihnya pasti kembali kepada hal-hal yang natural, misalnya 1+1 pasti hasil akhirnya adalah 2.

Kalau Saudara melihat keadaan manusia yang seperti ini, itu artinya keadaan sudah di akhir zaman, dan senjata orang percaya dalam menghadapi hal ini adalah keintiman dengan Tuhan!

Kisah Daniel versus para tukang terawang dalam Kitab Daniel pasal 2 adalah bukti nyata tentang superioritas Daniel - yang memiliki kehidupan yang intim dengan Tuhan – atas para penganut spiritualitas tersebut:

* Para ahli nujum raja Nebukadnezar hanya sanggup mengartikan mimpi jika diberitahu apa mimpinya.
* Tetapi Daniel bertanya kepada Tuhan, dan Tuhan menyatakan kepadanya apa mimpinya raja Nebukadnezar – sekaligus memberitahukan maknanya!

Akhirnya Daniel menyampaikan apa yang diperolehnya sehingga mereka semua tidak jadi dibunuh, malah terjadi transformasi yang luar biasa. Dan saya mau katakan bahwa hal ini pasti terjadi lagi! Haleluya! Inilah yang akan terjadi pada kehidupan Saudara pribadi lepas pribadi!

Kalau Saudara tidak intim dengan Tuhan sehingga tidak tahu tuntunan Tuhan, maka akan ada 2 hal yang bisa terjadi, yaitu :

* Saudara akan digilas oleh mereka, atau
* Saudara akan berkompromi dengan mereka.

Saya mau bertanya, apakah Saudara mau melakukan kompromi? Jangan lakukan itu! Berhati-hatilah!Oleh sebab itulah Tuhan selalu berkata, “Intimlah dengan Aku. Engkau intimlah dengan Aku!”, itu supaya Saudara mampu menjawab setiap persoalan dalam hidup Saudara dan hidup pada keadaan yang seperti itu hari-hari ini.

Dalam era spiritualitas masa ini, para tukang terawang mungkin bisa menerawang sesuatu yang supra natural, tetapi ada waktunya dimana mereka tidak tahu apa-apa dan hanya ‘Daniel-Daniel’ dan ‘Yusuf-Yusuf’- lah yang mengetahuinya dan itu adalah Saudara semua. Amin!

Karena itu Saudara harus hidup intim dengan Tuhan! Hidup sungguh-sungguh dengan Tuhan dan Tuhan katakan, “Banyak mengucap syukur hari-hari ini!”.

2. KERAJAAN ALLAH

Ibrani 12:26–29 “Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga."Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang apat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.”

Saudara akan melihat bahwa goncangan akan semakin besar, tetapi ada satu yang tidak tergoncangkan, yaitu “Kerajaan Allah!”. Kalau Saudara adalah anggota Kerajaan Allah maka Saudara juga tidak akan tergoncangkan, kecuali kalau Saudara tidak melakukan kedua hal ini, maka Saudara juga akan digoncang.

Kedua hal tersebut adalah :

1. Banyak mengucap syukur dalam segala hal
Banyak mengucap syukur kurang goncangan, kurang mengucap syukur akan banyak goncangan. Manakah yang Saudara pilih? 1 Tes. 5:18 “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”

2. Beribadah dengan cara yang berkenan dengan hormat dan takut kepada Tuhan


Read More......

Kisah Sukses

Comments (0) | Selasa, 02 Maret 2010


Ketika mula didirikan, PT Pembangunan Jaya cuma dikelola oleh lima orang. Kantornya menumpang di sebuah kamar kerja Pemda DKI Jakarta Raya. Kini, 20-an tahun kemudian, Pembangunan Jaya Group memiliki sedikitnya 20 anak perusahaan dengan 14.000 karyawan. Namun, Ir. Ciputra, sang pendiri, belum merasa sukses. ''Kalau sudah merasa berhasil, biasanya kreativitas akan mandek,'' kata Dirut PT Pembangunan Jaya itu.

Ciputra memang hampir tidak pernah mandek. Untuk melengkapi 11 unit fasilitas hiburan Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), Jakarta -- proyek usaha Jaya Group yang cukup menguntungkan -- telah dibangun ''Taman Impian Dunia''. Di dalamnya termasuk ''Dunia Fantasi'', ''Dunia Dongeng'', ''Dunia Sejarah'', ''Dunia Petualangan'', dan ''Dunia Harapan''. Sekitar 137 ha areal TIJA yang tersedia, karenanya, dinilai tidak memadai lagi. Sehingga, melalui pengurukan laut (reklamasi) diharapkan dapat memperpanjang garis pantai Ancol dari 3,5 km menjadi 10,5 km.

Masa kanak Ciputra sendiri cukup sengsara. Lahir dengan nama Tjie Tjin Hoan di Parigi, Sulawesi Tengah, ia anak bungsu dari tiga bersaudara. Dari usia enam sampai delapan tahun, Ci diasuh oleh tante-tantenya yang ''bengis''. Ia selalu kebagian pekerjaan yang berat atau menjijikkan, misalnya membersihkan tempat ludah. Tetapi, tiba menikmati es gundul (hancuran es diberi sirop), tante-tantenyalah yang lebih dahulu mengecap rasa manisnya. Belakangan, ia menilainya sebagai hikmah tersembunyi. ''Justru karena asuhan yang keras itu, jiwa dan pribadi saya seperti digembleng,'' kata Ciputra.

Pada usia 12 tahun, Ciputra menjadi yatim. Oleh tentara pendudukan Jepang, ayahnya, Tjie Siem Poe, dituduh anti-Jepang, ditangkap, dan meninggal dalam penjara. ''Lambaian tangan Ayah masih terbayang di pelupuk mata, dan jerit Ibu tetap terngiang di telinga,'' tuturnya sendu. Sejak itu, ibunyalah yang mengasuhnya penuh kasih. Sejak itu pula Ci harus bangun pagi- pagi untuk mengurus sapi piaraan, sebelum berangkat ke sekolah -- dengan berjalan kaki sejauh 7 km. Mereka hidup dari penjualan kue ibunya.

Atas jerih payah ibunya, Ciputra berhasil masuk ke ITB dan memilih Jurusan Arsitektur. Pada tingkat IV, ia, bersama dua temannya, mendirikan usaha konsultan arsitektur bangunan -- berkantor di sebuah garasi. Saat itu, ia sudah menikahi Dian Sumeler, yang dikenalnya ketika masih sekolah SMA di Manado. Setelah Ciputra meraih gelar insinyur, 1960, mereka pindah ke Jakarta, tepatnya di Kebayoran Baru. ''Kami belum punya rumah. Kami berpindah-pindah dari losmen ke losmen,'' tutur Nyonya Dian, ibu empat anak. Tetapi dari sinilah awal sukses Ciputra.

Pada tahun 1997 terjadilah krisis ekonomi. Krisis tersebut menimpa tiga group yang dipimpin Ciputra: Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Namun dengan prinsip hidup yang kuat Ciputra mampu melewati masa itu dengan baik. Ciputra selalu berprinsip bahwa jika kita bekerja keras dan berbuat dengan benar, Tuhan pasti buka jalan. Dan banyak mukjizat terjadi, seperti adanya kebijakan moneter dari pemerintah, diskon bunga dari beberapa bank sehingga ia mendapat kesempatan untuk merestrukturisasi utang-utangnya. Akhirnya ketiga group tersebut dapat bangkit kembali dan kini Group Ciputra telah mampu melakukan ekspansi usaha di dalam dan ke luar negeri.

Ciputra telah sukses melampaui semua orde; orde lama, orde baru, maupun orde reformasi. Dia sukses membawa perusahaan daerah maju, membawa perusahaan sesama koleganya maju, dan akhirnya juga membawa perusahaan keluarganya sendiri maju. Dia sukses menjadi contoh kehidupan sebagai seorang manusia. Memang, dia tidak menjadi konglomerat nomor satu atau nomor dua di Indonesia, tapi dia adalah yang TERBAIK di bidangnya: realestate.

Pada usianya yang ke-75, ketika akhirnya dia harus memikirkan pengabdian masyarakat apa yang akan ia kembangkan, dia memilih bidang pendidikan. Kemudian didirikanlah sekolah dan universitas Ciputra. Bukan sekolah biasa. Sekolah ini menitikberatkan pada enterpreneurship. Dengan sekolah kewirausahaan ini Ciputra ingin menyiapkan bangsa Indonesia menjadi bangsa pengusaha.


Read More......

Karir

Comments (0) |


"Profesi hanyalah sebuah kata kecil yang tidak bisa mendeskripsikan sebuah identitas secara utuh." - K-ray Cahyadi

What's your job? What you do for a living? Ini adalah kalimat yang paling sering diucapkan oleh orang baru. Lalu kita akan menjawabnya dengan profesi kita. Dosen, pedagang, karyawan, dokter, desainer, manajer, atau pengusaha. Itu adalah contoh dari beberapa jawaban yang paling umum diberikan. Dunia ini memandang kita dari profesi kita, dan profesi kita menjadi bagian dari gambar diri kita.

Beberapa orang semakin tertarik ketika mendengar jawaban profesi yang "wah" seperti manajer, dokter, pengusaha, desainer atau profesi yang memiliki prestise dan posisi bergengsi tersendiri. Sementara profesi lain yang kurang menarik seperti pedagang, satpam, cleaning service, tukang sampah, dll adalah sebuah "kartu mati" yang bisa langsung mematikan percakapan dan minat si penanya. Jawaban tentang profesi hanya berujung pada dua hal, yang pertama adalah si penanya akan menaruh penghargaan lalu percakapan akan berlanjut menjadi sebuah hubungan. Atau hal kedua yang terjadi adalah penanya akan menjaga jaraknya bahkan langsung menutup pintu kesempatan untuk sebuah hubungan. Dalam hati beberapa berkata, "Wah, cuma satpam..." Lalu, "Wah, ga kuliah." Atau, "Wah, kuliahnya ga selesai." Dan masih banyak lagi reaksi sejenis yang mengisi kepala penanya.

Sistem dunia kita tidak memberikan perhatian untuk orang-orang yang dianggap memiliki sedikit sekali peran. Mereka disisihkan, tidak dipandang, tidak diperhatikan, dan disepelekan. Pekerjaan yang mereka lakukan dianggap hina, dan mereka dianggap sebagai orang-orang yang kurang signifikan. Dunia ini hanya suka melihat yang indah-indah, cerita-cerita muluk tentang sebuah kekayaan, dan itu terbukti dari banyak sinetron kita yang sangat tidak realistis menggambarkan kehidupan. Kita terus-menerus dibombardir oleh pola hidup konsumerisme melalui berbagai macam iklan dan produk yang memacu semangat belanja dan hedonisme.

Apakah sebuah profesi dapat mendefinisikan seseorang? Pantas dan berhakkah kita membuat sebuah definisi mengenai seseorang dari profesinya? Saya pernah sekali membaca dari artikel teman saya, bahwa di dalam kubur ada berton-ton talenta dan potensi yang tidak dikembangkan. Kenapa? Bagaimana hal ini bisa terjadi? Mengapa begitu banyak orang tidak sempat mengembangkan dan memajukan kemampuan dan skill mereka? Orang-orang yang tidak memiliki kemampuan akan tergeser dan tersingkir, mengapa mereka tidak bisa berkembang? Karena kita diprogram untuk mendefinisikan seseorang melalui profesinya, kita menganggap profesi seseorang sebagai jawaban tunggal dari ringkasan seluruh identitasnya.
Matius 7:1-2
"Janganlah kamu menghakimi saudaramu, supaya kamu tidak dihakimi.Karena penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."

Kita terlalu sering membuat prasangka dan menghakimi skill dan kemampuan seseorang dari profesi mereka. Apakah profesi? Hanya sebuah kata, dapatkah dia memberikan gambaran utuh tentang identitas seseorang? Identitas seseorang lebih dari kata-kata, meliputi cara berpikir, pola hidup, prinsip-prinsipnya, nilai yang dianutnya, kepercayaan yang dimilikinya, bagaimana mereka bertingkah laku, emosi yang dimilikinya, talenta yang dimilikinya, dll.

Banyak sekali orang di luar sana yang tidak bisa mengembangkan dirinya akibat kungkungan dari prejudice tentang profesi mereka. Profesi mereka yang tidak bergengsi membuat mereka minder dan merasa tidak berguna. Banyak sekali kita dengar kisah sukses seseorang yang benar-benar merangkak dari "bawah". Dunia ini hanya kenal dia saat dia sudah jadi "orang", masalahnya apakah dia tidak dilahirkan sebagai orang? Dari awal mula dia terlahir dia adalah orang, hanya saja pengakuan sebagai "orang" baru datang saat dia sudah menjadi "besar". Banyak dari kita tidak mengetahui, sebelum dia "dimanusiakan" dia harus banyak menahan diri untuk menolak semua prejudice dan judge dari dunia ini. Dia terus-menerus dicibir, dianggap gila, tidak waras, tidak masuk akal, dll.

Lalu apakah yang bisa membuat mereka berubah bangkit dan menjadi pencetak sejarah? Apakah itu semua terjadi otomatis? Mereka punya satu bab kisah perjalanan hidup yang sama. Mereka mengalami kebangkitan semangat yang sama. Apakah yang membuat semangat yang membara, membuat mereka pantang menyerah dan terus berusaha?
Mengapa Wilbur Wright dan Orville Wright penemu pesawat terbang berani mencoba melawan hukum gravitasi? Mengapa juga Graham Bell terus berusaha menciptakan telepon meski bercakap-cakap jarak jauh dianggap mustahil di zaman itu? Mengapa Einstein yang dianggap idiot saat SD bisa menciptakan hukum kekekalan energi dan relatifitas? Mengapa Soichiro Honda pendiri Honda mampu terus berinovasi meski dia dianggap montir gila yang tidak cukup sekolah?

Karena pada suatu waktu di dalam hidup mereka ada seseorang yang mau untuk percaya akan kemampuan orang-orang itu. Mereka melihat potensi orang-orang itu meski si empunya potensi tidak menyadari keberadaan potensi mereka. Rasa percaya itu yang membuat mereka (pemilik potensi) bangkit dan percaya diri. Supporter itu melakukan bagian mereka dengan senang hati, mereka terus memberikan semangat, meski mereka tahu semua kebaikan akhirnya hanya dirasakan oleh si empunya potensi. Mereka setia bekerja di balik layar, menjadi penyandang dana, penyuplai bahan baku, dll. Meskipun awalnya mereka belum melihat hasil pastinya. Mereka mempercayai apa yang tidak atau belum mereka lihat.

Apakah kita akan terus mengikuti pola-pola dunia ini yang hanya menghargai dan menggambarkan identitas seseorang dari sebuah kata yang menggambarkan profesi? Ataukah kita mau untuk mulai belajar menghargai mereka? Ini bukan tentang profesi seseorang, tapi BAGAIMANA mereka melakukannya. Ini bukan tentang apa yang mereka lakukan, tapi KENAPA mereka melakukannya. Ini bukan tentang apa yang mereka lakukan, tapi juga APALAGI YANG DAPAT mereka lakukan. Mengenal seseorang sebagai pribadi yang utuh. Bukan hanya memberi sebuah label identitas dari profesinya.

Mereka lebih dari seorang satpam, mereka lebih dari pedagang, lebih dari clening service. Jauh di lubuk hati mereka, mereka punya passion, mereka punya mimpi dan ambisi. Hanya karena sebuah keadaan yang tidak menguntungkan (belum bertemu waktu, tempat dan orang yang tepat), mereka terpaksa terjebak dalam sebuah pekerjaan yang tidak mereka sukai. Tuntutan hidup dan prejudice kita membunuh potensinya. Siklus ini akan terus terulang, tergantung dari keputusan kita secara pribadi untuk membuat sebuah perubahan.
Matius 4:19
"Mari ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."

Apakah yang terjadi bila dulu Yesus tidak memanggil mereka? Mereka pastinya akan tetap menjadi seorang nelayan. Orang yang sederhana dan dipandang sebelah mata. Hidup mereka tidak memiliki pengaruh signifikan dalam kehidupan orang lain. Lalu seiring dengan bertumbuhnya percaya diri para murid, mereka bisa mengajar dengan luar biasa, bahkan mereka menjadi pembuat mukjizat. Meski dahulu beberapa dari mereka hanya seorang nelayan sederhana. Bayangkan saja bila di zaman ini ada seorang nelayan yang tiba-tiba berubah menjadi seorang dosen tanpa pernah kuliah dan menyandang gelar. Bahkan bayangkanlah bila seorang nelayan sederhana yang memiliki keterbatasan dimana-mana bisa membuat mukjizat. Ya! Itulah yang terjadi pada diri murid-Nya.

Tuhan bisa memakai hidup siapapun dalam hidup kita untuk mendatangkan kebaikan, tanpa memandang latar belakang dan pekerjaan mereka. Semua profesi yang halal adalah mulia bila dikerjakan dengan cinta dan ketekunan. Di balik profesi, ada sebuah keutuhan identitas yang tidak bisa dijabarkan dengan sebuah kata. Belajarlah memandang sebuah pribadi secara utuh, buanglah prejudice.

Be a good supporter bagi saudara Anda, be agood supporter bagi pasangan Anda, be a good supporter bagi anak Anda, be a good supporter bagi orang lain. God Bless You!


Read More......